Bendungan Rongkong yang menjadi salah satu Program Strategis Nasional (PSN) kini telah memasuki tahap penyusunan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
Didampingi oleh Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, Tim AMDAL Bendungan Rongkong kemudian melakukan kunjungan terkait Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KPPR) ke lokasi as DAM yang berada di Desa Tandung, Kecamatan Sabbang, Sabtu (29/6/2024).
Kepala SNVT Pembangunan Bendungan BBWSPJ, I Gusti Ngurah Carya Andi Baskara, menjelaskan bahwa proyek ini membutuhkan lahan sekira 437 Hektar dengan luas alokasi as bendungan sebesar 163,81 Hektar serta greenbelt di sekeliling bendungan sekira 96,27 Hektar.
“Jadi bendungan ini akan memiliki tinggi 108 meter, sementara apabila dihitung sampai pondasi maka ketinggiannya mencapai 130 meter,” terang Baskara.
Ia menambahkan bahwa kedatangan mereka sekaligus untuk melakukan pengecekan akses rute yang nantinya akan digunakan pada saat pembangunan.
“Rencana akses rute kira-kira akan mencapai 19,2 KM. Selain itu, jika sudah ada penugasan, mungkin akan ada relokasi yang dibutuhkan terhadap sekira 150-an KK,” ucap Baskara.
“Jadi, kita sedang penyusunan AMDAL, nanti dilanjut dengan penyusunan LARAP (Land Acquisition and Resettlement Action Plan), kemudian akan disambung dengan finalisasi desain yang kita rencanakan di tahun ini dan awal tahun depan. Sehingga bisa segera diusulkan atau diprogramkan dalam RPJM 2025-2030,” terang Kepala SNVT Pembangunan Bendungan BBWS PJ itu lebih lanjut.
Sementara itu Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani menyebut bahwa kehadiran Bendungan Rongkong merupakan solusi jangka panjang yang diharapkan mampu menangani dan mereduksi potensi banjir di Kabupaten Luwu Utara.
“Alhamdulillah hari ini, teman-teman dari pemerintah provinsi hingga pusat bergabung bersama kita dalam rangka untuk meninjau dan memastikan kesesuaian lahan lokasi as DAM dengan rencana tata ruang yang ada,” ungkap Indah didampingi Kepala DPMPTSP Luwu Utara dan Kabid Perairan DPUTRPKP2 Luwu Utara.
“Bendungan Rongkong ini sudah dinantikan begitu lama oleh masyarakat Luwu Utara terutama yang berada di daerah aliran sungai Rongkong. Selain mereduksi potensi banjir sekira 17%, bendungan ini juga memiliki potensi kebermanfaatan yang besar, mulai dari irigasi lebih dari 27 ribu hektar akan teraliri, PLTA sebesar 30 megawatt, penyediaan air baku, hingga potensi pariwisata,” jelas orang nomor satu di Luwu Utara.
Bupati perempuan pertama di Sulsel itu mengatakan bahwa dibutuhkan sekira 38 Hektar untuk lokasi konstruksi as DAM, sehingga luasan itulah yang menjadi prioritas utama pemda saat ini.
“Nanti, secara bertahap akan dilanjutkan dengan pembebasan lahan seluas yang disampaikan tadi. Tentu prosesnya tidak semudah membalikkan telapak tangan, tetapi proses inilah yang perlu kita dampingi,” tutur Indah.
“Untuk itu, mohon dukungan kepada seluruh masyarakat Luwu Utara, terlebih khusus kepada masyarakat yang ada di Desa Tandung dan sekitarnya, daerah-daerah yang mungkin akan terdampak secara langsung maupun tidak langsung. Dukungan masyarakat sangat penting dalam pembangunan bendungan ini karena berdasarkan data terakhir, menyebutkan 48% masalah pembangunan itu berasal dari masalah sosial,” pungkas Isteri Anggota DPR RI, Muhammad Fauzi ini.
Diketahui Tim Amdal terdiri dari Direktorat Bendungan dan Danau, Dirjen SDA, Kementrian PUPR ; Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang ; Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sulawesi Selatan, serta Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Cipta Karya, dan Tata Ruang (DPSDA) Sulawesi Selatan. (Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar